Pada saat itu, tanggal 4 Juli 2011, Rasyidi Consultant mulai menancapkan aktivitas bisnisnya. Bertepatan dengan disepakatinya kerjasama dengan klien pertama, PT. Brasilindo Soccer. Belum ada badan usaha, belum ada email kantor,belum ada website, belum ada karyawan. Hanya seorang Farid Rasyidi. Dengan menggunakan brand “RCFC” (Rasyidi C-Financial Consultant), kami berjalan dengan satu visi ; Menjadi Partner Keuangan terbaik bagi pelaku usaha, khususnya pelaku UMKM. Kenapa UMKM ?
Saya sendiri secara personal sudah berkecimpung di dunia UMKM sejak tahun 2006. Ketika itu masih menjalani KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari UGM. Ada hal ironi yang terlihat jelas dimata saya. Pelaku UMKM jumlahnya sangat banyak. Menurut data BPS tahun 2011, jumlahnya mencapai 62 juta unit usaha. Dan mempekerjakan sekitar 92juta tenaga kerja. Berbanding jauh dengan jumlah pelaku besar yang jumlahnya hanya berkisar 2000 unit usaha, dan mempekerjakan sekitar 2 juta tenaga kerja.
Apa ironinya? Para pelaku usaha UMKM ternyata tidak memiliki sumber daya yang cukup kuat untuk mengembangkan bisnisnya. Mulai dari pekerja yang kebanyakan orang – orang kerabat / tetangga yang sebenarnya kurang kompeten, pengetahuan mengenai manajemen bisnis yang kurang, hingga pemahaman tentang keuangan usaha.
Tidak sedikit dari mereka yang bercerita pada Saya, bagaimana dengan sedihnya mereka merasa tertipu karena di”paksa” membeli software akuntansi yang katanya bagus untuk UMKM, ketika menghadiri acara seminar yang diadakan oleh perusahaan yang menaungi mitra binaan. Dan ternyata tidak digunakan karena tidak memiliki SDM yang kompeten untuk menggunakan software tersebut. Atau ketika seorang pelaku usaha percetakan bingung karena uangnya habis, bahkan minus, padahal dia mendapatkan project senilai 100 juta rupiah dengan modal kerja 60 juta rupiah.
Negara ini ditopang oleh pelaku usaha yang sebenarnya masih memiliki banyak sekali masalah dan keterbatasan didalamnya. Lalu suatu waktu saya bilang ke mereka, “Kenapa gak coba pake konsultan?”. Apa jawabnya,”Takut, ah”, “Saya harus bayar Berapa?” dan beberapa pilihan jawaban sejenis lainnya.
Disitulah kami memutuskan untuk merevolusi bagaimana cara kerja sebuah konsultan dalam menangani kliennya. Dengan hasil yang tetap optimal, kami dapat melakukan jasa – jasa yang mungkin tidak bisa dilakukan konsultan lainnya. Juga dengan harga yang mungkin tidak bisa diikuti konsultan lainnya. Seperti pada Febuari 2013 ketika kami meluncurkan service “Virtual Finance Divison”, klien dapat merasakan memiliki satu divisi keuangan, dari level Staff sampai CFO, secara virtual dengan harga service sebesar UMR ketika itu. Arsip klien rapih dikantor kami. Seperti selayaknya arsip divisi keuangan internal di perusahaan kebanyakan.
Seiiring perkembangan teknologi, kami juga bekerjasama dengan jurnal.id sebagai mitra penyedia cloud accounting software. Karena hanya dengan bantuan teknologi lah seorang konsultan dapat memangkas “working hour” nya, yang pada akhirnya dapat menawarkan jasa dengan harga yang lebih terjangkau, namun tetap berkualitas.
Saat ini, Juli 2018, tepat 7 tahun setelahnya. Sudah ratusan klien yang telah dan sedang kami tangani. Dengan puluhan tipe project yang berbeda. Dengan varian industri yang berbeda. Dengan ukuran perusahaan yang berbeda. RASYIDI juga berkembang menjadi RASYIDI GROUP dengan 4 perusahaan afiliasi lainnya. PT. Rasyidi Marketing Inovasi (2014), PT. Rasyidi Retail Indotama (2016), PT. Rasyidi Global Advisori (2017), dan PT. Rasyidi Daya Itegra (2017).
Kami terus berevaluasi diri dalam memperbaiki kekurangan dan keterbatasan dalam melayani klien kami. Bagi kami, klien itu seperti uang. Keluar Masuk. Kami tidak pernah khawatir untuk kehilangan klien. Yang Kami khawatirkan adalah kehilangan kepercayaan klien.
Perjalanan 7 tahun ini tidak mungkin tidak kami nikmati. Melihat klien kami dari tidak memahami apa – apa tentang keuangan usaha hingga bisa mengerti membaca laporan keuangan lalu membuat keputusan adalah hal yang tidak ternilai buat kami. Mimpi kami masih sama ; menjadi partner terbaik bagi pelaku usaha dalam hal manajemen keuangan mereka.
Thank you, All
MFR